Pada hakikatnya tiap orang mempunyai kecenderungan untuk memengenangkan dan menikmati kembali sesuatu yang indah, menyenangkan, memuaskan dan membanggakan yang pernah dialami di dalam hidupnya. Kecenderungan ini dimanfaatkan oleh Gerakan Pramuka secara positif dalam bentuk Kiasan Dasar. Hal ini terbukti dengan dicantumkannya Kiasan Dasar tersebut dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka (Pasal 15 ) dan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka (Pasal 35).
B. Pengertian
1. Kiasan dasar adalah pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung dan didambakan (Kwarnas Gerakan Pramuka, Kursus Pembinaan Mahir Dasar, hlm 46). Gerakan Pramuka
2. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 15 menyebutkan, “Penyelenggaraan kepramukaan dikemas dengan menggunakan Kiasan Dasar bersumber pada sejarah perjuangan dan budaya bangsa”.
b. Dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab IV Pasal 21 ayat (1) disebutkan bahwa hakikatnya Kiasan dasar merupakan Metode Kepramukaan.
c. Kiasan Dasar Gerakan Pramuka adalah Metode Kepramukaan yang didasarkan pada pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) yang disanjung dan didambakan yaitu sejarah dan budaya bangsa.
C. Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia
Kebesaran bangsa Indonesia dimulai sejak jaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Setelah kerajaan tersebut runtuh, Indonesia secara bergantian dijajah oleh bangsa asing.
Dalam masa penjajahan itu terjadi pergolakan-pergolakan untuk merebut kembali kemerdekaan. Mula-mula pergolakan itu masih bersifat kedaerahan/ kesukuan, misalnya pemberontakan-pemberontakan yang dipimpin oleh Trunojoyo, Pattimura, Hasanuddin, Diponegoro, dan lain-lain. Karena masih bersifat kedaerahan/ kesukuan, belum ada persatuan maka tentu saja mudah dikalahkan oleh para penjajah.
Baru pada tanggal 20 Mei 1908, yaitu pada saat berdirinya “Boedi Oetomo”, mulai babak perjuangan baru, perjuangan men-siaga-kan rakyat. Perjuangan pada jaman inipun belum berhasil, karena masih lemahnya semangat persatuan.
Pada tanggal 28 Oktober 1928, dengan lahirnya Sumpah Pemuda, dimulailah penggalang-an persatuan dan kesatuan. Perjuangan pada masa inilah yang berhasil mengantarkan bangsa Indonesiake depan pintu gerbang kemerdekaan.
Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal yang tidak terlupakan oleh seluruh bangsa Indonesia, karena saat itulah puncak keberhasilan para pejuang dan pahlawan bangsa, yaitu saat bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Masa itu disebut penegak-an kemerdekaan dan kedaulatan bangsa.
Perjuangan tidak hanya berhenti sampai disitu saja, tetapi terus dilanjutkan dengan mengisi kemerdekaan, yang berarti melakukan pembangunan baik fisik maupun mental spiritual. Dalam masa pembangunan ini dibutuhkan pemimpin-pemimpin yang akan me-mandega-ni pelaksanaan pembangunan, dalam rangka membina bangsa dan negara. Kita perlu orang-orang yang dapat diandalkan.
Dalam masa ini kita mulai pembangunan yang membutuhkan bantu-an kesadaran tinggi dari seluruh rakyat dan segala sesuatu harus di-tata dengan baik. Kita harus mencari ramu-an yang baik, kita rakit dan kita terap-kan dalam usaha itu. Kita membutuhkan para bantara yang tangguh dan para pe-laksana pembangunan yang berdediksi tinggi sehingga benar-benar menjadi pandega sejati.
D. Budaya Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesiaterkenal memiliki budaya yang tinggi. Terbukti dengan banyaknya peninggalan nenek moyang berupa bangunan-bangunan bersejarah, adat-istiadat, pakaian khas daerah, dan lain-lain. Juga dengan beraneka ragam bahasa yang tumbuh dan berkembang sampai sekarang.
Dari budaya bangsa kita, dapat diambil beberapa istilah yang digunakan di daerah-daerah di Indonesia, antara lain :
- Barung adalah tempat penjaga ramuan bangunan.
- Perindukan adalah tempat anak cucu berkumpul.
- Regu adalah tempat meronda/ gardu.
- Pasukan adalah tempat suku berkumpul.
- Sangga adalah rumah kecil untuk menggarap sawah/ ladang.
- Ambalan adalah kelompok orang berarak/ pasukan.
- Racana adalah alas tiang/ umpak.
E. Pelaksanaan
Menggunakan Kiasan Dasar sebagai salah satu unsur terpadu dalam Kepramukaan, dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi sesuai dengan usia dan perkembangannya yang mendorong kreativitas dan keikutsertaan dalam kegiatan. Kiasan Dasar tidak hanya menarik, menantang, dan merangsang, tetapi juga harus disesuaikan dengan minat, kebutuhan, situasi, dan kondisi anggota muda dan anggota dewasa muda. (ART Pasal 30 ayat 1).
Kiasan Dasar disusun/ dirancang untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan dalam kepramukaan untuk tiap golongan peserta didik serta merupakan proses Metode Kepramukaan yang bersifat tidak memberatkan anggota muda dan anggota dewasa muda, akan tetapi memperkaya pengalaman. (ART Pasal 30 ayat 2).
Kata-kata penting dalam sejarah perjuangan dan budaya bangsa Indonesia digunakan secara sistematis dalam penggolongan, tingkatan-tingkatan, dan pengelompokan serta kegiatan terutama untuk anggota muda dan anggota muda dewasa.
Hal tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Penggolongan
1) Peserta didik usia 7 s.d 10 tahun disebut Siaga.
2) Peserta didik usia 11 s.d 15 tahun disebut Penggalang.
3) Peserta didik usia 16 s.d 20 tahun disebut Penegak.
4) Peserta didik usia 21 s.d 25 tahun disebut Pandega.
b. Tingkatan-tingkatan
1) Golongan Siaga terdiri dari ; Mula, Bantu, dan Tata.
2) Golongan Penggalang terdiri dari ; Mula, Rakit dan Terap.
3) Golongan Penegak terdiri dari ; Bantara dan Laksana.
4) Golongan Pandega hanya satu tingkat saja yaitu ; Pandega.
c. Pengelompokan
1) Golongan Siaga ; Barung – Perindukan.
2) Golongan Penggalang ; Regu – Pasukan.
3) Golongan Penegak ; Sangga – Ambalan.
4) Golongan Pandega ; Reka – Racana.
d. Kegiatan
1) Golongan Siaga berorientasi pada persiapan segala potensi peserta didik untuk dikembangkan lebih lanjut.
2) Golongan Penggalang berorientasi pada penggalangan satuan/ kesatuan dalam kelompok kecil maupun besar.
3) Golongan Penegak berorientasi pada penegakan prinsip dan karya nyata.
4) Golongan Pandega berorientasi pada pengembangan kepemimpinan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar